
Dalam blog dan buku The Lean Startup, Eric Ries menggunakan istilah khusus untuk merujuk prinsip-prinsip inti lean startup, seperti berikut:
- Minimum Viable Product
Minimum Viable Product (MVP) adalah produk prototipe yang digunakan tim untuk mengumpulkan sejumlah informasi untuk dijadikan bahan evaluasi tentang kebutuhan pelanggan dengan sedikit usaha. Tujuan dari MVP adalah untuk menguji hipotesis dasar bisnis untuk membantu pengusaha memulai proses evaluasi secepat mungkin.
Sebagai contoh, Ries mencatat pendiri Zappos, Nick Swinmurn, ingin menguji hipotesis bahwa pelanggan telah siap dan mau membeli sepatu secara online. Alih-alih membangun situs web dan database sepatu, Swinmurn mendatangi sepatu lokal, mengambil foto-foto dari rak koleksi mereka, memposting gambar secara online, membeli sepatu dari toko dengan harga penuh setelah terjadi transaksi online kemudian mengantarkan sepatu tersebut langsung ke pelanggan. Swinmurn menyimpulkan bahwa permintaan pelanggan telah hadir dan Zappos pada akhirnya tumbuh menjadi bisnis satu miliar dolar berdasarkan model penjualan sepatu online.
- Continuous Deployment (Hanya untuk pengembangan Perangkat Lunak)
Continuous Deployment adalah proses dimana semua kode yang ditulis untuk aplikasi segera disebarkan ke produksi dengan maksud mengurangi waktu pengembangan. Ries mengatakan bahwa beberapa perusahaan tempat dia bekerja, menyebarkan baris kode baru ke dalam tingkat produksi sampai 50 kali sehari.
- Split Testing
Split atau A/B testing adalah percobaan dimana versi produk yang berbeda ditawarkan kepada pelanggan pada saat yang sama. Tujuan dari Split Testing adalah mengamati perbedaan perilaku dan mengukur dampak tiap versi pada Actionable metrics.
A/B Testing terkadang salah dilakukan dalam beberapa kasus, dimana pengguna dalam melihat versi produk A pada minggu pertama tetapi baru melihat produk B pada minggu berikutnya. Hal ini dapat merusak kevalidan hasil statistik, karena variabel luar dapat mempengaruhi perilaku pengguna dalam kurun waktu tersebut. Misalnya, uji split dua rasa es krim yang dilakukan selama musim panas dan musim dingin. Nampak penurunan permintaan selama musim dingin. Akan tetapi, penurunan tersebut sebagian besar berkaitan dengan cuaca dan bukan dikarenakan penawaran rasanya.
- Actionable Metrics
Actionable metrics dapat menghasilkan informasi untuk keputusan bisnis dan keputusan berikutnya. Hal ini berbeda dengan vanity metrics–measurement yang memberikan “gambaran yang paling indah” tetapi tidak secara akurat mencerminkan pendorong utama bisnis.
Vanity metrics untuk satu perusahaan mungkin merupakan Actionable Metrics bagi perusahaan lain. Misalnya, perusahaan yang mengkhususkan dalam membuat dashboard berbasis web untuk pasar keuangan mungkin melihat jumlah tampilan halaman web per orang sebagai vanity metrics karena pendapatan mereka didasarkan pada jumlah tampilan halaman. Namun, majalah online dengan iklan akan melihat tampilan halaman web sebagai metrik utama karena tampilan halaman berkorelasi langsung dengan pendapatan.
- Pivot
Pivot adalah “koreksi arah terstruktur yang dirancang untuk menguji hipotesis dasar baru tentang produk, strategi, dan mesin pertumbuhan.” Contoh perusahaan yang telah melakukan pivot adalah Groupon. Ketika awal berdiri, Groupon merupakan platform aktivisme online bernama The Point. Setelah hampir tidak menerima daya tarik, para pendiri membuka WordPress Blog dan meluncurkan kupon promosi untuk restoran pizza dalam kantor mereka. Meski mereka hanya mendapatkan 20 pesanan, para pendiri telah meyakini bahwa ide nampak hasilnya. Tiga tahun kemudian, Groupon tumbuh dan menjadi bisnis 1 miliar dolar.
Steve Blank mendefinisikan pivot sebagai rencana perubahan/pemecatan eksekutif eksekutif perusahaan (Sales Executive, Marketing bahkan CEO).
- Innovation Accounting
Pada topik ini terfokus pada cara entrepreneurs dapat mempertahankan akuntabilitas dan memaksimalkan hasil dengan mengukur kemajuan, merencanakan pencapaian, dan memprioritaskan. Topik ini kemudian diperluas untuk memasukkan tiga tingkat Innovation Accounting yang terkait dengan jenis asumsi yang divalidasi.
- Build-Measure-Learn
Loop Build-Measure-Learn menekankan kecepatan sebagai unsur penting untuk customer development. Efektivitas perusahaan ditentukan oleh kemampuannya untuk membuat ide, membangun MVP dengan cepat, mengukur keefektivitasannya di pasar, dan belajar dari pengalaman tersebut. Dengan kata lain, BML siklus pembelajaran untuk mengubah ide menjadi produk, mengukur reaksi dan perilaku pelanggan terhadap produk, serta memutuskan apakah akan mempertahankan atau memutar ide tersebut. Proses ini berulang sebanyak yang diperlukan. Proses tersebut juga dipandang sebagai pengujian hipotesis.